-->

Penantian Yang Sia-Sia Mendatangkan Cinta Yang Baru

Penantian Yang Sia-Sia Mendatangkan Cinta Yang Baru - Barang kali kamu melihatku hanya sekejab mata, barang kali kamu mengenalku hanya semau kamu saja, barang kali kamu tak tau tentangku atau barang kali aku yang terlalu mendamba. Mungkin hati masih tertutup awan kelabu dan membutuhkan cahaya untuk membuat terang seperti taman yang membutuhkan kupu-kupu dan seperti sebelah hati membutuhkan yang lain untuk membuatnya utuh.

Matahari pagi ini mungkin enggan untuk menyambut embun sisa hujan semalam. Awan mendung, udara dingin dan hujan gerimis membuatku enggan untuk menyambut hari. Tapi bukan hanya itu yang membuatku sangat tidak semangat pagi ini. Mata bengkak akibat menangis semalam membuat dunia ku terasa semakin sempit.
Penantian Yang Sia-Sia Mendatangkan Cinta Yang Baru
Baca juga:

Aku benci dengan keadaanku ini dan aku benci kenangan itu. Tapi dimana dia sekarang dan dimana orang yang selalu mengganggu pikiranku?

Langit masih saja murung dan aku tidak habis pikir kenapa mereka seolah-olah mengurungku dalam kegalauan ini. Ku hidupkan musik di handphone ku dengan sekeras-keras mungkin tetepi juga tidak bisa membuat hatiku tenang dan melupakan segala hal tentang dia.

Jujur saja aku tak mampu untuk pergi menjauh darimu meskipun hatiku ragu kamu tak disampingku setiap waktu ku sadari aku cinta padamu.

“Kamu masih suka sama Rendy?” Maya menghentikan aktivitas ku menghibur diri.

“Kamu Raya, ya gitu deh” Jawabku dengan eksfresi sedih.

“Udah hampir 1 tahun loh Na, kamu masih belum bisa lupain dia? Kamu pernah mikir ngak apa dia masih ingat sama kamu? Bukannya kamu udah ngak kontak sama dia?" Tanya maya kepada ku.

Pertanyaan itu aku hanya bisa diam. Benar kata maya, mungkin aku hanya bisa menyakiti diri sendiri dengan memikirkannya. Dunia ku berputar dengan lambat, memutar satu kenangan sebelum mereka pergi.

“Setelah libur semester nanti aku bakal pulang dan langsung temui kamu, jaga diri baik-baik ya?” Kata Rendy. Waktu itu aku hanya bisa menangis dan tak mengucap apapun.

“Jangan menangis aku janji akan menghubungi kamu sesampai disana” Aku tersenyum walau janji itu terabaikan dan mungkin tak akan mendapatkan kejelasan.

"Apa yang terjadi dengan mu?" Tiba-tiba maya mengejutkanku.

“Ehh ..Raya buat aku kaget aja!” Jawabku. Raya Cuma bisa tertawa saja dan tiba-tiba mengambil sebuah amplop di saku bajunya dan  memberikannya kepadaku.

“Ini Tina” kata maya.

“Apa isinya ni Ray dan siapa yang kasih sama kamu?” Tanya ku.

“Enggak tau Na, aku cuma dapat  amplop ini di atas meja belajar kita di kelas, mungkin penggemar rahasiamu” kata Raya sambil ketawa.

“Ehh.. mana ada pula Ray kamu ni ada-ada aja deh, jadi penasaran aku ni may dari siapa dan apa isinya“ kata ku dengan rasa heran sambil membuka amplop tersebut.

Dalam amplop itu ternyata berisi sebuah kata-kata yang indah yang membuat aku semakin penasaran karena tidak di tulis nama diri si pengirim amplop tersebut.

“Janganlah bersedih sendirian, lupakan kesediahanmu sayang, ceritakan apa yang kamu rasakan, tersenyumlah pada dunia dan tunjukkan bahwa kamu gadis yang sempurna” itulah kata-kata isi dari amplop tersebut.

"Hah? Sayang? Siapa sih dia kok berani ngomong sayang ke aku dan nekat gini sama aku? Kenapa dia bisa tau semua tentang aku ya dan tentang masalah yang aku hadapi?Apa dia seorang peramal? Ah... tidak mungkin. Ahh... lupain ajalah" Batinku berkata dan saat itu aku benar-benar penasaran sama orang yang mengirim amplop.

Maya mengagetkanku, dan dengan segera aku sembunyikan amplop tersebut.

“Ehh... apa isinya Na?” Tanya Raya.

“Cuma kata-kata mutiara indah Ray, tapi enggak terlalu indah juga kok Ray” Jawabku.

“Ada ditulis nama pengirimnya Na?” Tanya maya.

“Enggak tau ni Ray, mungkin salah tarok Ray” jawabku.

“Iya mungkin Na. Pulang yok Na” kata maya.

“Ayok Ray!” jawabku.

Sesampainya aku di rumah, aku kembali menikmati kesendirian ku hanya memikirkan satu nama itu, ya nama Rendy. Mungkin dunia telah lelah melihatku memikirkannya, mungkin angin tak mampu lagi memikirkan rinduku padanya dan bahkan malam pun mungkin telah enggan mendengar ceritaku. Aku masih menunggu walau hanya ditemani angin dan hujan.

“Tatap awan itu, mereka cerah untuk membuatmu tersenyum. Jika kamu masih saja murung, aku mau menjadi sandaranmu. dari: seseorang yang sangat menyukaimu” sambungan kata-kata dari isi amplop tersebut.

"Dari seseorang? Yang menyukaiku? secara diam-diam? Siapa dia ya? Dan kenapa dia tau semua tentangku?" Kata hatiku. Kala itu aku semakin penasaran tentang dia. Dia yang selalu mengirim sebuah kata-kata yang indah dan bisa membuat aku tersenyum walau hati ini masih menangis.

Di sore hari aku pergi ke sebuah tokoh untuk membeli sesuatu. Saat aku keluar dari tokoh, hatiku merasa gelisah dan ku lihat ke langit terlihat awan yang gelap. Ketika aku menyeberangi jalan, aku melihat sosok seseorang yang selama ini aku rindukan, aku melihatnya dan berpikir ini nyata atau hanya mimpi. Aku mengusap-ngusap mata.

"Apa ini cuma mimpi?" kata batin ku. Lalu aku mencoba untuk mendekatinya.

“Rendy?” Kataku.

Aku benar-benar terkejut dan tidak percaya dia berdiri dengan ekspresi yang sulit apalagi disampingnya ada seorang wanita.

"Rendy" teriakan kecilku memanggilnya dan dia pun mendekatiku bersama wanita saat itu yang sedang bersamanya. Seketika raut wajah nya berubah.

”Atry!” Jawabnya. Secuil kebahagiaan itu kembali walaupun di dalam hatiku aku bertanya-tanya siapakah wanita ini?

Tetesan hujan di sore itu menjadi saksi bisu antara pertemuan aku dengan dia dan air mata ku ikut menetes. Ketika Rendy mengenalkan padaku wanita yang ada di sampingnya itu adalah pacarnya.

Saat itu aku mulai rapuh dan tidak berdaya lagi. Aku pikir dia datang untukku.

”Benarkah kamu sudah lupa dengan ku dan memilih menjalani hari dengan gadis disampingmu itu?” Tanya ku.

“Maafkan aku Tina” Jawab Rendy.

Aku berlari menantang hujan dan meninggalkan mereka berdua. Tak perduli hujan membasahiku, yang aku rasakan hanyalah kecewa. Harapanku untuk bersamanya lagi telah hancur. Penantian ku selama ini sia-sia.

Beberapa menit kemudian aku merasa lelah duduk sejenak di sebuah bangku kosong di pinggir taman.

“Hapuslah air matamu, kini aku hanya datang untukmu” Kata seseorang yang aku dengar dari arah belakang.

Dan aku berpikir sepertinya aku pernah mendengar kata-kata seperti ini. Aku pun menoleh kebelakang dan melihat seseorang lelaki yang sangat tampan dan ternyata lelaki itu adalah yang selalu mengirim amplop kepadaku dengan kata-kata indahnya dan mengetahui semua kisah sedih yang pernah aku alami.

“Memang hidup kadang susah bikin gelisah, genggamlah tanganku aku pasti akan mendukungmu setiap waktu. Curahkan semua kesal, amarah dan lelah hingga hilang semua beban itu” Kata lelaki itu.

Aku pun mulai tersenyum dan hujan pun berganti menjadi gerimis. Aku merasa kebahagiaan yang lama sudah aku lupakan kini telah kembali setelah aku mengenal dia. Dia adalah seseorang yang telah mengembalikan semua kebahagiaan ku dan senyum manis ku. Gilang. Ya itulah namanya.

Baca juga:

Pada akhirnya kami mulai dekat lebih jauh dan hari-hari ku merasa lebih indah saat bersamanya. Hari-hari pun berlalu dan kami pun sudah menjadi sepasang kekasih dan aku sudah bisa melupakan semua kenangan yang membuat hidupku hancur di masa lalu.

Sekarang aku tau bagaimana rasanya saat tanah merindukan hujan, saat malam tak di temani bintang dan saat udara begitu dingin. Terima kasih telah mengajari ku arti menunggu walau kesetiaan ku dulu dibalas dengan kekecewaan. Terima kasih atas kenangan yang telah kamu ukir saat bersamaku, dan terima kasih telah menjadi pangeran ku walaupun itu cuma sesaat karena sekarang aku sudah merasa bahagia dengan cinta yang baru yang selama ini aku sia-siakan.

Oleh: Try kurnia